Jumat, 22 Januari 2016

Kala dan Balon

Kala dan balon seperti kawan yang tidak bisa dipisahkan. 

Kala dan balon bisa melupakan apa pun yang ada di dunia, termasuk orang tuanya. 

Kala dan balon berarti bahagia

Masih ingat benar waktu genap berusia 10 bulan, Kalaya Aira takut sekali ketika bapaknya membawakan banyak sekali balon gratisan dari Hoka-Hoka Bento. Dia sampai menangis waktu melihat bapaknya memegang balon itu. Waktu itu, agak percuma bapaknya membawa balon begitu banyak. Tujuan awal memang untuk mainan Kalaya. Tapi ternyata anak ini enggak suka :)

Seiring waktu, Kalaya tumbuh besar dan mulai paham berbagai benda. Kalaya pun tahu bahwa benda penuh gas dan berbentuk bulat atau bentuk sesuka hati itu bernama Balon. 

Sempat saya kenalkan benda lewat buku penuh gambar yang pernah saya beli di Gramedia (yang berakhir dengan penuh sobekan di mana-mana karena Kalaya senang sekali menyobek apa pun di depannya^^). Dia memang tertarik dengan gambar balon yang warna-warni. Dia pun menyebutnya sejak itu dengan "Baluuuunnn". 

Sejak itu pula dia meminta balon ketika melintas benda itu di depan matanya. "Papapppp, baluuuuunnnn," katanya. 

Kami pun berupaya balon untuk Kalaya bisa gratis. Hahahaha. Karena kami tahu balon itu akan berakhir tragis: antara kempes atau meletus sebelum waktunya. Setiap ada gratisan balon di mall kami coba menebalkan muka untuk mengambil balon itu atau setidaknya minta izin ke mbak-mbak penjaga untuk mengambil balon itu. 


Untung untuk kami kalau dapat gratisan. Lelah kalau gratisan balon di mall ternyata harus membeli sesuatu dulu. Misalnya balon di Hanamasa. Mungkin harga balonnya enggak sebanding dengan harga yang dikeluarkan untuk makan di Hanamasa. 

Akhirnya cari cara untuk menghibur Kalaya dengan bentuk lainnya. Misalnya mengajak dia bercanda sampai akhirnya dia lupa kalau ada balon. Hehehe..

Mata Kalaya begitu jeli untuk urusan balon. Saat di jalan, ketika melihat di toko yang berjualan balon dengan gambar karakter, dia langsung berteriak "Baluuuuuun". Itu yang rada berat buat kami. Karena harga balon dengan gambar karakter bisa Rp 10-15 ribu dengan taruhan kemungkinan balon itu bertahan hanya dua jam sampai sehari. Kalau Kalaya sudah mengeluarkan jurus ampuh yaitu merengek atau menangis kencang, akhirnya kami pun mesti merogoh kantong mengambil duit untuk membeli balon. 

Saya dan bapaknya Kalaya sering pakai kode ketika jalan-jalan di mall seperti "Jangan sampe Kalaya lihat balon. Ayo belok!" untuk menghindari balon yang perlu dibeli. Hehehe.. 

Yah. Begitulah cerita saya tentang Kala dan balon. Apa pun akan saya berikan ke anak kesayangan ini, tapi tentunya dengan mempertimbangkan segala aspek, terutama kocek. Hehehe. Yang pasti sayang kami kepada Kalaya melebihi balon yang bisa membuat bahagia tapi akan berakhir ketika ia meletus, kempes, atau terbang tinggi. 

Doa kami di nadimu, Kalaya



Rumah
23 Januari 2016 Pukul 13:41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar